02.42
Whoz Imoet
0 comments

Telkom berupaya mewujudkan visinya menjadi perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.


Sekilas Telkom
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TELKOM) adalah perusahaan informasi dan komunikasi terbesar di Indonesia.


Tim Manajemen
Jajaran direksi dan komisaris TELKOM yang siap melayani Anda.


Visi & Misi
"To become a leading InfoCom player in the region."


5 Pilar Bisnis
Sebagai full service and network provider, TELKOM memiliki 5 group bisnis.


Kelompok Bisnis
Perusahaan-perusahaan besar yang lebih dari 50% sahamnya dimiliki TELKOM.


Unit Bisnis
Divisi Regional, Divisi Enterprise Service, Divisi Multimedia, Divisi Fixed Wireless.


Mitra Strategis
Strategic Business Partners termasuk Other Licensed Operators (OLO).


Penghargaan
The Best BUMN for Tax Contribution, The Best Stock Performance for BUMN.


Lowongan
TELKOM membuka peluang seluas-luasnya untuk Anda yang berprestasi.

07.15
Whoz Imoet
0 comments

'Cerpen'

Burung Jelita

Pagi-pagi buta aku sudah terbangun oleh dering handphoneku yang senada ketika ia berputar bergesekan dengan meja. Sungguh mengesalkan terbangun seperti itu. Aku berusaha tidak mengubrisnya tapi percuma. Telepon itu dari Sinta. Dan kalau tidak aku angkat, maka mampuslah aku. Jadi aku angkat telepon itu, dengan benar-benar enggan.
“Halo?”
“Banguun, Say. Kau tidak lupa janji kita, kan?” kata Sinta, bertepatan dengan saat aku mengeluarkan uap panjangku.
“Apa? Oh, iya. Tentu saja. Aku, err..dalam perjalanan kesana.” Bohong.
“Bohong. Aku dengar tadi kau menguap. Sudah kamu di situ saja. Biar aku yang kesana.”

Semangkuk Bubur Kentang

Seira tahu hari ini akan jadi hari yang menyebalkan. Dia harus jadi panitia Hari Kartini di sekolahnya, SMA Nagari Khatulistiwa, dan acaranya dilaksanakan hari ini. Padahal dia tidak mau menjadi panitia. Itu semua gara-gara temannya, Meidi.

” Uh…. Kenapa sih, harus aku?” keluh Seira sambil baca buku di kelasnya, kelas 2-4. ”Meidi itu nyebelin!!!”

Eutanasia Cinta

Laki-laki berkemeja biru tua itu meninggalkan aku dalam kebekuan yang seolah abadi. Dia sesungguhnya sangat berarti untuk saat ini. Tapi, dia memilih pergi, menyisakan kau dan amplop putih yang gemuk berisi. Kini aku kembali sendiri.
This is a preview of Eutanasia Cinta. Read the full post (2631 words, estimated 10:31 mins reading time)

Dia, Salju

Seumur hidupku belum pernah sekali pun aku melihat salju. Apa lagi menyentuhnya. Persinggunganku dengan salju hanya sebatas pada gambar-gambar kalender, atau pun penampakan salju di layar kaca saja.

Aku memang belum pernah menjejakkan kakiku di negeri dengan empat musim mana pun di dunia. Sekedar mendatangi mall yang mendatangkan atraksi dunia salju pun aku tidak berkesempatan. Apalagi mendaki Jayawijaya sekedar untuk berjumpa dengan salju.
This is a preview of Dia, Salju. Read the full post (975 words, estimated 3:54 mins reading time)

Dialog Cermin

Sang Nyonya duah tidak sabar. Kakinya yang mungil tergesa-gesa. Selop tebal yang dipakainya menimbulkan bunyi gelisah. Tangannya mengobrak-abrik tumpukan pakaian di atas dipannya yang empuk dan tinggi. Tumpukan pakaian itu adalah gaun-gaun dari suaminya, dihadiahkan sebuah setiap ia ulang tahun. Dan kini ia sudah punya belasan. Ia sudah tidak muda lagi namun masih sangat cantik dan ia merasa masih pantas memakai gaun-gaun itu.
This is a preview of Dialog Cermin. Read the full post (1319 words, estimated 5:17 mins reading time)

Tukang Sate di Planet Mars

Valiuman gundah. Masalahnya terasa sangat berat sehingga berkali-kali ia membuang nafas yang terdengar berat dan tertekan. Dari tadi pekerjaannya hanya bolak balik di serambi kamar.

Honesty
Ayu terdiam di sudut kamarnya, terduduk di depan kaca jendelanya, tak kuasa menghindarkan tirai yang menghandangi pandangannya. Tubuhnya seperti membeku. Ponselnya masih menyala dan suara Abi masih di sana.

“Halo… Ayu? Halo?”

Tapi Ayu tak pernah datang mendekati ponselnya lagi. Ponsel yang ia jatuhkan ketika mendengar kata-kata itu. Panggilan dari Abi. Harusnya ia matikan saja ponsel itu tadi pagi dan tidak pernah mendengar berita ini.

Betul Aku Monster
Dia berlari mengejar matahari, nafas terengus-engus dengan keringat menetes dari ujung dagu. Anting perak dengan bentuk inisial ‘G’ bergoyang seperti pendulum, beradu dengan telinga runcingnya yang seperti sosok Elf atau biasa disebut kaum Gholum. Tulang dadanya menonjol diantara tulang belikat, kulitnya terlampau putih untuk penderita Albino dengan bentuk kaki ‘O’.
This is a preview of Betul Aku Monster. Read the full post (1111 words, estimated 4:27 mins reading time)

Biarkan Saya Berubah

Malam ini jalanan masih basah karena hujan mengguyur dari tadi siang. Aku melangkahkan kakiku melewati gang-gang kecil sepanjang jalan menuju rumahku.

Seperti biasa, tiap aku melangkah selalu saja ada pandangan-pandangan aneh mengikutiku. Cuek saja, memangnya siapa mereka? Begitulah yang aku katakan pada diriku setiap ada yang melihatku dengan tatapan aneh. Terkadang ada anak-anak kecil yang suka mengikutiku dari belakang dan meneriaki, “Ada banci, ada banci! ”
This is a preview of Biarkan Saya Berubah. Read the full post (898 words, estimated 3:36 mins reading time)

Si Pirang Loncat!

Aku sedang memandangi kampusku dari balkon lantai 6 gedung pusat kampus. Tanganku berpegangan di batangan besi pengaman yang setinggi dada. Anginnya cukup kencang hari ini.

Seorang gadis berjalan mendekatiku. Sangat cantik dan pantas dengan rambut panjang dicat pirang. Kuperkirakan ia mahasiswi angkatan dibawahku. Hm, mungkin 1 atau 2 tahun kebawah. Ia mendekati diriku sambil senyum. Aku penasaran. Rasanya aku belum pernah mengenal gadis ini.